PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BUATAN INDUSTRI PADA BATITA GIZI KURANG TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI PUSKESMAS KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2018

Item

Title

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BUATAN INDUSTRI PADA BATITA GIZI KURANG
TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI PUSKESMAS KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2018

Description

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BUATAN INDUSTRI PADA BATITA GIZI KURANG
TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI PUSKESMAS KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2018
Fitriyanto1,2, Atik Kridawati2
, Herman Sudiman2
PT Nestle Indonesia
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Respati Indonesia
Dosen Tetap Program Pasca Sarjana Universitas Respati Indonesia
Email : fitri_soekril@yahoo.co.id
ABSTRAK
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan
gizi yang masih buruk. Kasus gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Kasemen cenderung meningkat
yaitu tahun 2016 sebanyak 17,2% dan pada tahun 2017 periode Januari – Desember 2017 sebanyak
20,2%. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) buatan
industri pada batita gizi kurang.
Metode Kuasi-eksperimen tanpa Kontrol.Responden ditimbang di awal intervensi sebagai pre-test,
intervensi PMT sebanyak 50 gr diberikan sehari 2 kali, jam 09.00-10.00 wib dan 15.00-16.00 wib serta
ditimbang setiap minggu dalam kurun waktu 8 minggu. Hasil penimbangan terakhir sebagai post-test.
Populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 34 responden, Pengumpulan data dengan wawancara.
Analisis data dengan univariat dan bivariat (Uji T-dependent).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 batita gizi kurang, berat badan batita di awal diukur dengan
seca/dacin yang digunakan sebagai pre-test dalam prosedur penelitian. Sebelum diberi makanan
tambahan (PMT) buatan industri. Intervensi diberi makanan tambahan (PMT) buatan industri kemudian
diukur berat badan nya setiap minggu selama 8 minggu, dengan menggunakan seca/dacin oleh
peneliti/enumerator. Hasil dari intervensi angka gizi kurang menjadi 26,5% (9 batita) dan 73,5% (25
batita) berubah status menjadi gizi baik dengan Standar Deviasi 0,34 dengan mean 1,22. Pengaruh
pemberian makanan tambahan (PMT) buatan industri Terhadap Perubahan Status Gizi (BB/U) Batita gizi
kurang, setelah dilakukan uji statsitik dengan menggunakan uji beda mean dependen (T-test paired
sample) didapatkan nilai p = 0,000, jadi ada pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) buatan
industri terhadap perubahan status gizi (BB/U) batita gizi kurang.
Pemberian makanan tambahan (PMT) buatan industri pada batita gizi kurang dapat meningkatkan
status gizi. Pemegang program gizi dapat meneruskan evaluasi untuk mengetahui tumbuh kembang
batita yang ikut dalam penelitian pemberian makanan tambahan ini. Saran untuk pihak EKBang dapat
meneruskan program pemberian makan tambahan ini dengan subsidi yang disarankan oleh peneliti
yaitu sebesar 40 % (2 sachet perhari dengan harga Rp.3000) dari total pemberian makanan tambahan (5
sachet perhari dengan harga Rp.7500) yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan karena
responden hanya mampu membeli 3 sachet perhari dengan harga Rp. 4500.
Kata kunci : Status Gizi, PMT, Gizi Kurang, Batita.
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) estimates that 54% of child death is caused by malnutrition. The
cases for deficient and malnutrition at Kasemen Health Center tend to increase; 17.2% in 2016 and
20.2% in 2017 of the January-December 2017 period. This study aims to determine the effect of
supplemental feeding (SF) with industrial food on deficient nutrition toddlers.
The method of the study is Quasi-experimental without Control group. The respondents were weighted
before intervention which was taken as the pretest result. SF intervention at 50 gr was provided 2 times;
at 9-10 AM and 3-4 PM. The weights of the toddlers were recorded every week for 8 week period. The
results were taken as the posttest. The population and sample are 34 respondents. the data collection
technique is interview, and the data analysis is with univariate and bivariate (T-dependent test).
The result shows that, among 34 deficient nutrition toddlers, whose weights were measured with
seca/dacin (steelyard) and used as the pretest before the SF with industrial food. Intervention was with
the SF with industrial food, then the weights were measured each week for 8 week period using
seca/dacin by the researcher/enumerator. As the result of the intervention, the deficient nutrition level
reduced into 26.5% (9 toddlers) and 73.5% (25 toddlers). The status changed into well nutrition with the
2
mean of 1.22 and Standard Deviation of 0.34. With the statistical test of dependent mean difference
test (T-paired sample test) at the p value = 0.000, it shows the effect of supplementary feeding (SF) with
industrial food to the Change of Nutritional Status (W/A) of the deficient nutrition toddlers.
Providing supplementary food (SF) with industrial food to deficient nutrition toddlers may improve the
nutritional status. The nutrition program holders may continue the evaluation in order to find out the
growth and development of the toddlers who have participated in this study. As a suggestion, EKBang
(Economic Development division) may continue the program to provide supplemental feeding with the
subsidy suggested by the researcher at around 40% (2 sachets per day with the cost Rp. 3,000) of the
total supplemental feeding (5 sachets per day with the cost Rp. 7,500) as conducted in this study. This
was done because the respondents were only able to buy 3 sachets per day with the cost Rp. 4,500.
Keywords: Nutritional Status, Suplemental Feeding, Deficient Nutrition, toddlers

list of authors

Fitriyanto

Item sets