Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat Penerapan Kebijakan Green Hospital Di RS Mekarsari Tahun 2018

Item

Title

Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat Penerapan Kebijakan Green Hospital Di RS Mekarsari Tahun 2018

Abstract

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan
Universitas Respati Indonesia
Tesis, September 2018

Victor E. D. Palapessy
Analisis Faktor Pendorong dan Penghambat Penerapan Kebijakan Green Hospital Di RS Mekarsari Kota Bekasi Tahun 2018.
xxi + 132 halaman + 61 tabel + 5 bagan + 6 Lampiran


ABSTRAK

Latar Belakang : Di Eropa, penerapan Green Hospital telah di berlakukan oleh sebanyak 148 rumah sakit pada tahun 2008. Di Indonesia, saat ini ada beberapa RS yang sudah mencanangkan penerapan Green Hospital, diantaranya adalah RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan dan RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi (Hardyansyah, 2016). National Health Service di Inggris menghitung jejak karbon di sektor kesehatan lebih dari 18 juta ton CO2 setiap tahun mewakili 25% dari total emisi sektor publik. Konsep Green hospital juga menjawab masalah yang tengah menjadi isu global saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pelaksanaan green hospital yang berlaku di RS Mekarsari kota Bekasi tahun 2018.
Metode : Penelitian menggunakan desain RAP (Rapid Assesment Procedure), yaitu cara penelitian cepat dengan triangulasi sumber data dan memperoleh infromasi yang mendalam. Informan pada penelitian kualitatif ini sebanyak 5 orang, yang terdiri dari Direktur RS, Manager Bagian Penunjang Medik, Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPSRS) dan Koordinator Kebersihan. Analisis data menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil : Didapatkan faktor pendorong terbesar dalam pelaksanaan konsep green hospital yaitu pada kriteria efisiensi penggunaan air dengan indicator adanya kebijakan tentang hemat air sebesar 16,37% dan tersedianya fasilitas daur ulang air limbah sebesar 13.84%. Dan pada kriteria efisiensi penggunaan energi dengan indicator memakai lampu LED, penggunaan AC hemat energi, penggunaan lampu energi matahari dan adanya kebijakan tentang efisiensi energi masing-masing sebesar 10.68%. Sedangkan untuk faktor penghambat terbesar yaitu pada kriteria efisiensi penggunaan air dengan indikator tidak tersedia fasilitas daur ulang air limbah sebesar 12,85%, kriteria efisiensi penggunaan energi dengan indicator tidak memakai lampu ruangan dengan LED, tidak menggunakan AC hemat energi, tidak menggunakan lampu energi matahari, masing-masing sebesar 10,86% kemudian indicator tidak ada kebijakan sebesar 9,96%.
Kesimpulan : Faktor pendorong terlaksananya green hospital di RS Mekarsari ini meliputi: kriteria bangunan yang luas, efisiensi penghematan air, dan efisiensi penggunaan energi. Faktor penghambat terlaksananya green hospital yaitu tidak tersedia fasilitas daur ulang air limbah, tidak memakai lampu ruangan dengan LED, tidak menggunakan AC hemat energi, tidak menggunakan lampu energi matahari dan tidak ada kebijakan, tidak ada pengelolaan limbah serta kurangnya anggaran biaya.
Saran : Agar kedepannya Rumah Sakit Mekarsari sudah mempunyai mesin pengolahan limbah sendiri sehingga tidak harus bekerjasama dengan pihak ke-3 yang selama ini dilakukan.


Kata kunci : Green Hospital, Kebijakan, Faktor Pendorong dan Penghambat.
Daftar Bacaan : 40 (1992 – 2018)

list of authors

VictorE.D. Palapessy
Dr. budi Hartono, SE, MARS
Samingan, SE, M.Kes

Date

September 2018

Item sets