-
J.P.F. D'MELLO
-
JACQUELINE B. MARCUS, MS, RDN, LDN, CNS, FADA, FAND
-
Vinood B. Patel · Victor R. Preedy
-
Sareen S. Gropper, Jack L. Smith, Timothy P. Carr
-
13 - 14 Oktober 2022
-
Amitava Dasgupta, PhD, DABCC. Kimberly Klein, MD
-
George Pounis
Nutrition Consultant in the Greek Food Industry, Athens, Greece
-
Delminda Neves
-
J.P.F. D'MELLO
-
Visakh P. M., Sabu Thomas, Laura B.
Iturriaga, and Pablo Daniel Ribotta
-
Tahun 2020
-
24-25 November 2023
-
22-25 AUGUST 2022
-
PT Akses Satu Nusantara, sebuah perusahaan penyedia layanan internet (ISP), menghadapi risiko keamanan data pada komputer-komputernya yang terhubung ke jaringan internet. Dalam usaha mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan implementasi Intrusion Prevention System (IPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPS efektif dalam mencegah dan mendeteksi serangan, terutama serangan virus yang dapat merugikan server. Uji coba serangan berhasil ditanggulangi dengan IPS yang secara otomatis memutus koneksi dan menolak paket dari penyerang. Sistem keamanan jaringan yang dibangun dengan IPS terbukti dapat berfungsi dengan baik, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap data yang disimpan oleh PT Akses Satu Nusantara.
Kata kunci : Keamanan Jaringan, Intrusion Prevention SystemKATA.
-
RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS WITH CHILDREN AGED 18-36
MONTHS IN TIRTAMULYA HEALTH CENTER KARAWANG CITY 2018
Hosnol Khotimah1
, Atik kridawati1
, Santi Agustina1
1Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Respati Indonesia
hosnolkhotimah0790@gmail.com
Abstarct
Background: The period of growth of children under five years is an important period in child development.
As it is known that the first three years are the golden period, which is the optimization of the growth
process. And malnutrition in the golden period is irreversible.
Objective: To study and explain the relationship between nutritional status of BB / U and TB / U with the
development of children aged 18-36 months.
Method: Type of quantitative analytic research with cross sectional design. Respondents are mothers who
have children aged 18-36 months. The total population studied was 96 children. Data collection uses
interviews, measurements. Data analysis using univariate, bivariate (Chi Square), multivariate (logistic
regression).
Results: Showing toddlers whose development did not match 52.1%, nutritional status BB / U was not good
58.3%, very short nutritional status TB / U 59.4%, poor nutritional intake 55.2%, female gender 56.2%,
small number of family members 67.7 %, low maternal education level 55.2%, mother who does not work
60.4%, low income level 53.1%, low knowledge of maternal nutrition 53.1%, toddlers who are not infected
with 57.3%. Variables related to child development p value <0.05, namely nutritional status TB / U (p =
0.017), nutritional intake (p = 0.002), income level (p = 0.019), maternal nutritional knowledge (p = 0.005).
Conclusion: The dominant variable is nutrient intake because it has an OR value = 8.919 which means that
the intake of nutrients that is consumed less by toddlers in one day has an opportunity of 8,919 times for the
development of children who are not suitable.
Keywords: Nutritional Status, Child Development, Nutritional Intake
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 18-36
BULAN DI PUSKESMAS TIRTAMULYA KOTA KARAWANG
TAHUN 2018
Abstrak
Latar Belakang : Periode pertumbuhan anak di bawah lima tahun merupakan periode penting dalam
tumbuh kembang anak. Seperti diketahui bahwa tiga tahun pertama merupakan periode keemasan (golden
period), yaitu terjadi optimalisasi proses tumbuh kembang. Dan kekurangan gizi pada periode keemasan
bersifat irreversible (tidak pulih).
Tujuan : Untuk mempelajari dan menjelaskan hubungan antara status gizi BB/U dan TB/U dengan
perkembangan anak usia 18-36 bulan.
Metode : Jenis penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Responden adalah ibu yang
memiliki anak usia 18-36 bulan. Total populasi yang di teliti sebanyak 96 anak. Pengumpulan data
menggunakan wawancara, pengukuran. Analisis data menggunakan univariat, bivariat (Chi Square),
multivariat (regresi logistik).
Hasil : Menunjukkan batita yang perkembangan anaknya tidak sesuai 52.1%, status gizi BB/U kurangbaik
58.3%, status gizi TB/U sangat pendek 59.4%, asupan gizi yang kurang 55.2%, jenis kelamin perempuan
56.2%, jumlah anggota keluarga yang sedikit 67.7%, tingkat pendidikan ibu yang rendah 55.2%, ibu yang
tidak bekerja 60.4%, tingkat pendapatan yang rendah 53.1%, pengetahuan gizi ibu yang rendah 53.1%,
batita yang tidak terkena penyakit infeksi 57.3%. Variabel yang berhubungan dengan perkembangan anak p
value < 0,05 yaitu status gizi TB/U (p= 0.017), asupan gizi (p=0.002), tingkat pendapatan (p= 0.019),
pengetahuan gizi ibu (p= 0.005).
2
Kesimpulan : Variabel yang dominan adalah asupan gizi karena mempunyai nilai OR= 8.919 artinya asupan
gizi yang kurang dikonsumsi batita dalam satu hari berpeluang 8.919 kali terhadap perkembangan anak yang
tidak sesuai.
Kata kunci : Status Gizi BB/U dan TB/U, Perkembangan Anak, Asupan Gizi
-
DETERMINAN PARTISIPASI KONTRASEPSI METODE OPERASI
PRIA (MOP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI MARIAM
KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2018
Hamdana Yunisar
Universitas Respati Indonesia
ABSTRAK
Penduduk dunia telah mencapai 5,2 milyar, setiap tahunnya meningkat lebih dari 90 juta.
Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah sebesar 2 milyar atau menjadi 8,5 milyar. Program KB
menjadi tanggung jawab bersama antara suami istri tetapi partisipasi pria masih sangat rendah
di Puskesmas Sungai Mariam hanya mencapai 1% dibawah 8%. Tujuan penelitian mengetahui
determinan partisipasi pria menggunakan MOP di Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan
Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara. Populasi penelitian adalah seluruh Akseptor MOP
sebnayak 15 orang sebagai sampel kasus dan 15 orang sebagai sampel control seluruhnya 30
orang. Instrument yang digunakan data rekam medik dan kuesioner. Teknik analisa data analisa
univariat distribusi frekuensi, analisa bivariat chi square dan analisa multivariate analisa regresi
logistic berganda menggunakan taraf signifikan α 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan umur dengan partisipasi kontrasepsi
MOP (p value 0.709), ada hubungan pendidikan dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value
0.023), ada hubungan jumlah anak dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value 0.000), tidak ada
hubungan pengetahuan dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value 0.130), tidak ada hubungan
penghasilan dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value 0.084), ada hubungan budaya patriarki
dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value 0.002), ada hubungan dukungan keluarga dengan
partisipasi kontrasepsi MOP (p value 0.027), tidak ada hubungan akses pelayanan kesehatan
dengan partisipasi kontrasepsi MOP (p value 1.000), faktor yang dominan adalah variabel jumlah
anak nilai p value 0.024 dan nilai OR = 224.463 dan variabel budaya patriarki dengan nilai p
value 0.033 dan nilai OR = 42.363.
Kesimpulan ada pengaruh jumlah anak dan budaya patriarki terhadap partisipasi pria
menggunakan MOP sedangkan faktor umur, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan
akses pelayanan kesehatan sebagai variabel pengontrol sedangkan vaiabel penghasilan tidak ada
pengaruh terhadap partisipasi pria menggunakan MOP. Saran yang diberikan DKK
meningkatkan sosialisasi program KB khususnya partisipasi pria menggunakan MOP, BKKBN
meningkatkan program-program pengaturan jumlah anak dan program KB yang menyentuh
pelosok daerah serta tempat-tempat aktivitas pekerjaan.
Kata Kunci :Umur, Pendidikan, Jumlah Anak, Pengetahuan, Penghasilan, Budaya Patriarki,
Dukungan Keluarga,Akses Pelayanan Kesehatan, Partisipasi Pria Menggunakan
MOP
Kepustakaan : 54,2008-2017
Jurnal Formil Kesmas Respati ISSN : 25500864
2
DESIGN OF CONTRACEPTIVE PARTICIPATION METHOD OF OPERATION MALE
(MOP) IN WORKING REGION PUSKESMAS RIVER MARIAM SUB DISTRICT KUTAI
KUTAI KARTANEGARA PROVINCE EAST KALIMANTAN 2018
Hamdana Yunisar
Respati Indonesian University
ABSTRACT
The world's population has reached 5.2 billion, increasing annually more than 90 million.
The year 2025 is expected to grow by 2 billion or to 8.5 billion. Family planning program is a
shared responsibility between husband and wife but very low male participation in the Mariam
River Community Health Center is only 1% below 8%.
The purpose of this research is to know the determinant of men participation using MOP at
Puskesmas Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kutai Kartanegara Regency. The population of
the study were all MOP acceptors for 15 samples and 15 samples as a control sample of 30
people. Instrument used medical record data and questionnaire. Univariate data analysis
technique of frequency distribution, bivariate analysis of chi square and multivariate analysis of
multiple logistic regression analysis using significant level α 0,05.
The results showed no relationship of age with the participation of MOP contraception (p
value 0.709), there was correlation of education with participation of MOP contraception (p value
0.023), there were relation of number of children with participation of MOP contraception (p
value 0.000), no knowledge relation with participation (p value 0.084), there is a relationship of
patriarchal culture with the participation of MOP contraception (p value 0.002), there is a family
support relationship with the participation of MOP contraception (p value 0.027), there is no
relation of health service access with participation of MOP contraception (p value 1,000),
dominant factor is variable of child number p value 0.024 and OR = 224.463 and patriarchal
culture with p value 0.033 and OR = 42.363.
Conclusion there is influence of number of children and patriarchal culture to male
participation using MOP while factor of age, education, knowledge, family support and access of
health service as controlling variable while vaiabel earnings no influence to men participation
using MOP. Suggestion given by DKK improve socialization of family planning program
especially men participation using MOP, BKKBN improve program of regulation of number of
children and family planning program that touching area and place of work activity.
Keywords: Age, Education, Number of Children, Knowledge, Income, Culture Patriarchy, Family
Support, Health Service Access, Male Participation Using MOP
Bibliography : 54, 2008-2017
Jurnal Formil Kesmas Respati ISSN : 25500864
-
DETERMINAN PERILAKU SEKS PADA REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH
KESEHATAN (SMK) DHARMA BAKTI PERTIWI BEKASI TAHUN 2018
HAFAZATUL ULYA
Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Pascasarjana
Universitas Respati Indonesia
Email: ……………………….. No Telp : ……………………….
ABSTRAK
Perilaku seksual adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan
jenisnya maupun dengan sesama jenis, Perilaku seksual yang dilakukan remaja dengan pasangannya
mulai dari ciuman bibir sampai dengan hubungan seksual merupakan perilaku seksual berisiko, yang
mengakibatkan peningkatan masalah-masalah seksual seperti unprotected sexuality, penyakit
kelamin, HIV AIDS dan lainnya. Rumusan masalah adalah tingginya perilaku seksual pada remaja di
daerah Bekasi Jawa Barat. Tujuan Penelitian ini untuk mempelajari dan menjelaskan determinan
perilaku seksual remaja di Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Dharma Bakti Pertiwi Bekasi. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukukan
pada bulan Mei tahun 2018 di SMK Dharma Bakti Pertiwi Bekasi. Populasi pada penelitian ini adalah
Siswa dan Siswi di SMK Dharma Bakti Pertiwi Bekasi tahun 2018 sebanyak 94 orang sedangkan
sampel dalam penelitian ini digunakan total populasi yaitus sebanyak 94 remaja. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang ada hubungan dengan perilaku seksual
remaja di SMK Dharma Bakti Pertiwi Bekasi adalah jenis kelamin (p=0,001), umur (p=0,001), kelas
(p=0,001), pendidikan orang tua (p=0,012), pekerjaan orang tua (p=0,015) dan tempat tinggal
(p=0,000). Variabel dominan berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja adalah variabel
tempat tinggal dengan nilai OR = 49,679 yang artinya remaja yang yang tinggal sendiri mempunyai
peluang sebesar 50 kali berperilaku seksual yang berat dibandingkan dengan remaja yang tinggal
dengan orang tua setelah dikontrol dengan variabel pendidikan orang tua.
Disarankan pada pihak sekolah agar lebih giat mengadakan sosialisasi tentang perilaku seks
remaja yang beresiko terhadap penyakit Infeksi Menular Seksual. Serta meningkatkan pengawasan
kepada siswa-siswi pada saat masih dilingkungan sekolah.
Kata kunci: Prilaku Seksual Remaja, Deterninan Prilaku Seksual
-
PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BUATAN INDUSTRI PADA BATITA GIZI KURANG
TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI PUSKESMAS KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2018
Fitriyanto1,2, Atik Kridawati2
, Herman Sudiman2
PT Nestle Indonesia
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Respati Indonesia
Dosen Tetap Program Pasca Sarjana Universitas Respati Indonesia
Email : fitri_soekril@yahoo.co.id
ABSTRAK
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan
gizi yang masih buruk. Kasus gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Kasemen cenderung meningkat
yaitu tahun 2016 sebanyak 17,2% dan pada tahun 2017 periode Januari – Desember 2017 sebanyak
20,2%. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) buatan
industri pada batita gizi kurang.
Metode Kuasi-eksperimen tanpa Kontrol.Responden ditimbang di awal intervensi sebagai pre-test,
intervensi PMT sebanyak 50 gr diberikan sehari 2 kali, jam 09.00-10.00 wib dan 15.00-16.00 wib serta
ditimbang setiap minggu dalam kurun waktu 8 minggu. Hasil penimbangan terakhir sebagai post-test.
Populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 34 responden, Pengumpulan data dengan wawancara.
Analisis data dengan univariat dan bivariat (Uji T-dependent).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 batita gizi kurang, berat badan batita di awal diukur dengan
seca/dacin yang digunakan sebagai pre-test dalam prosedur penelitian. Sebelum diberi makanan
tambahan (PMT) buatan industri. Intervensi diberi makanan tambahan (PMT) buatan industri kemudian
diukur berat badan nya setiap minggu selama 8 minggu, dengan menggunakan seca/dacin oleh
peneliti/enumerator. Hasil dari intervensi angka gizi kurang menjadi 26,5% (9 batita) dan 73,5% (25
batita) berubah status menjadi gizi baik dengan Standar Deviasi 0,34 dengan mean 1,22. Pengaruh
pemberian makanan tambahan (PMT) buatan industri Terhadap Perubahan Status Gizi (BB/U) Batita gizi
kurang, setelah dilakukan uji statsitik dengan menggunakan uji beda mean dependen (T-test paired
sample) didapatkan nilai p = 0,000, jadi ada pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) buatan
industri terhadap perubahan status gizi (BB/U) batita gizi kurang.
Pemberian makanan tambahan (PMT) buatan industri pada batita gizi kurang dapat meningkatkan
status gizi. Pemegang program gizi dapat meneruskan evaluasi untuk mengetahui tumbuh kembang
batita yang ikut dalam penelitian pemberian makanan tambahan ini. Saran untuk pihak EKBang dapat
meneruskan program pemberian makan tambahan ini dengan subsidi yang disarankan oleh peneliti
yaitu sebesar 40 % (2 sachet perhari dengan harga Rp.3000) dari total pemberian makanan tambahan (5
sachet perhari dengan harga Rp.7500) yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan karena
responden hanya mampu membeli 3 sachet perhari dengan harga Rp. 4500.
Kata kunci : Status Gizi, PMT, Gizi Kurang, Batita.
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) estimates that 54% of child death is caused by malnutrition. The
cases for deficient and malnutrition at Kasemen Health Center tend to increase; 17.2% in 2016 and
20.2% in 2017 of the January-December 2017 period. This study aims to determine the effect of
supplemental feeding (SF) with industrial food on deficient nutrition toddlers.
The method of the study is Quasi-experimental without Control group. The respondents were weighted
before intervention which was taken as the pretest result. SF intervention at 50 gr was provided 2 times;
at 9-10 AM and 3-4 PM. The weights of the toddlers were recorded every week for 8 week period. The
results were taken as the posttest. The population and sample are 34 respondents. the data collection
technique is interview, and the data analysis is with univariate and bivariate (T-dependent test).
The result shows that, among 34 deficient nutrition toddlers, whose weights were measured with
seca/dacin (steelyard) and used as the pretest before the SF with industrial food. Intervention was with
the SF with industrial food, then the weights were measured each week for 8 week period using
seca/dacin by the researcher/enumerator. As the result of the intervention, the deficient nutrition level
reduced into 26.5% (9 toddlers) and 73.5% (25 toddlers). The status changed into well nutrition with the
2
mean of 1.22 and Standard Deviation of 0.34. With the statistical test of dependent mean difference
test (T-paired sample test) at the p value = 0.000, it shows the effect of supplementary feeding (SF) with
industrial food to the Change of Nutritional Status (W/A) of the deficient nutrition toddlers.
Providing supplementary food (SF) with industrial food to deficient nutrition toddlers may improve the
nutritional status. The nutrition program holders may continue the evaluation in order to find out the
growth and development of the toddlers who have participated in this study. As a suggestion, EKBang
(Economic Development division) may continue the program to provide supplemental feeding with the
subsidy suggested by the researcher at around 40% (2 sachets per day with the cost Rp. 3,000) of the
total supplemental feeding (5 sachets per day with the cost Rp. 7,500) as conducted in this study. This
was done because the respondents were only able to buy 3 sachets per day with the cost Rp. 4,500.
Keywords: Nutritional Status, Suplemental Feeding, Deficient Nutrition, toddlers
-
HUBUNGAN ANTARA KETERPAPARAN PORNOGRAFI MELALUI HANDPHONE
DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMKN 10 JAKARTA
Engglide Soumokil¹ , Rachmadhi Purwana², Sri Widodo³
1. Program Studi Pascasarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Respati
Indonesia, jakarta Timur 13890, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Respati Indonesia, jakarta Timur
13890, Indonesia
⃰E-mail: angiesoumokil86@gmail.com
ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi. Pada masa ini terjadi
keinginan besar untuk mencoba dan mengetahui hal baru. Paparan pornografi dan efeknya pada
remaja merupakan masalah serius karena dapat berdampak pada masalah kesehatan reproduksi
remaja seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi tidak aman, penyakit menular seksual dan HIVAIDS. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross
sectional. Responden dalam penelitian ini yaitu 162 responden yang diambil berdasarkan total
populasi siswa SMKN 10 Jaakarta. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
Dari hasil analisis statistik variabel yang mempunyai p value < 0,05 yaitu jenis kelamin,
pengetahuan kesehatan reproduksi, paparan pornografi melalui handphone, tempat mengakses
pornografi, dan pengaruh teman sebaya. Hasil analisis multivariat didapatkan variabel paling
dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah keterpaparan pornografi
melalui handphone dengan OR=5,882. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang terpapar
pornografi melalui handphone memiliki perilaku seksual berisiko berat 5 kali lebih besar
dibandingkan remaja yang tidak terpapar pornografi melalui handphone. Perlunya pelatihan kader
yaitu siswa SMKN 10 Jakarta yang terbentuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk
membantu program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Selain itu pihak sekolah juga
melakukan kontrol tentang penyebaran pornografi khususnya pengguna handphone dengan
membatasi penggunaan handphone di jam sekolah dan melakukan razia setiap bulannya.
Daftar Bacaan : 56 (2004 -2017)
Kata Kunci : Pornografi melalui handphone, perilaku seksual remaja
ABSTRACT
Teenagers are vulnerable to reproductive health problems. At this time there is a great desire to try
and know new things. Exposure to pornography and its effects on adolescents is a serious problem
because it can have an impact on adolescent reproductive health problems such as unwanted
pregnancy, unsafe abortion, sexually transmitted diseases and HIV-AIDS.
The design of this study uses a quantitative approach with cross sectional design. Respondents in
this study were 162 respondents who were taken based on the total student population in Jakarta
10 Vocational High School. Data collection was obtained using a questionnaire.
From the results of statistical analysis of variables that have p value <0.05, namely sex, knowledge
of reproductive health, exposure to pornography through mobile phones, places to access
pornography, and peer influences. The results of the multivariate analysis showed that the most
dominant variable related to adolescent sexual behavior was pornographic exposure via mobile
phones with OR = 5.882. It can be concluded that adolescents who are exposed to pornography
through cellphones have a risky sexual behavior 5 times greater than adolescents who are not
exposed to pornography via mobile phones. The need for cadre training is that students at the 10
Jakarta Vocational High School are formed in the School Health Business to help the Youth Care
Health Service program. In addition, the school also controls the spread of pornography, especially
mobile phone users by limiting the use of cellphones during school hours and conducting raids
every month.
Reading List: 56 (2004-2017)
Keywords: Pornography via cellphone, teenagers sexual behavior
-
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SADARI PADA SISWI
SMK 58
JAKARTATAHUN 2018
E.S FITRIWATI ENNY
Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Pascasarjana
Universitas RespatiIndonesia
Email: e.sfitriwatienny@yahoo.comNo Telp : 082213700667
ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan
sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya
serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker
bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,
2009). Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku masyarakat dalam
deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah
melakukan SADARI, sementara 46,3% pernah melakukan SADARI. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari dan menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilku SADARI pada siswi SMK 58 tahun 2018
Metode : Desain penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan rancangan cross
sectional, jumlah sampel 192 siswi, analisis menggunakan univariat, bivariat dengan chi square, dan
multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil :Variabel yang berpengaruh dengan perilaku SADARI yaitu, pengetahuan (p value = 0,001 ;
OR = 2,917), sikap (p value = 0,006 ; OR = 2,486), dukungan teman sebaya (p value = 0,031 ; OR =
2,041) dan dukungan petugas kesehatan (p value = 0,020 ; OR = 2,124). Sedangkan variabel dominan
adalah Pengetahuan (OR) 2,917.
Diskusi :Sekolah dan guru sebaiknya dapat menjalin kerjasama dengan Puskesmas untuk memberikan
informasi melalui penyuluhan tentang kesehatan reproduksi misalnya dalam usaha kesehatan sekolah
(UKS) atau suatu tambahan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yaitu Biologi tentang
kesehatan reproduksi khususnya penyakit-penyakit yang dapat terjadi.
Kata kunci : Siswi,Perilaku SADARI, pengetahuan
ABSTRACT
blackground :Cancer is a non infectious disease which is characterized by abnormal/
continuous and uncontrolled cell growth which can damage the surrounding tissue and can
spread to place far from its origin called metastasis. Cancer cells are malignant can be derived
or tumbub from every type of cell of the human body (Depkes RI 2009) Research on non
communicable disease (PTM) 2006 statets that people’s behavior in early detection pf breast
cancer still low 53,7% of the community never had ever done BSE. This study aims to study
anf explain the title of the factors related to BSE behavior in 58 Jakarta vocational high
school studentas 2018
Method : research design using quantitative analytic approach with cross sectional design, number of
sample 192 students, analysis using univariate,bivariate with chi square, and multivariate using
multiple logistic regression test.
Result : variables that influence BSE behavior are knowledge ( p value 0,001 ; OR = 2,971 ), attitude (
p value = 0,006 ; OR = 2,486), peer support ( p value = 0,031 ; OR= 2.041) and officer support health
( p value = 0.0210; OR= 2,124) while the dominant variable is knowledge (OR) 2.971
Discussion : schools and teachers should be able to collaborate with health centers to provide
information through counseling on reproductive health, for example in a school health business (
UKS) or an additional subject of natural sciences, namely biology about reproductive health,
sepecially diseases that can occur.
Keywords : studentas, BSE, behavior, knowledge.
-
PENGARUH AROMATERAPI INHALASI LAVENDER TERHADAP
INTENSITAS NYERI PASCA PERSALINAN CAESAR DI RSI SULTAN
AGUNG SEMARANG
Djamila1*
, Sutanto Priyo Hastono2
, Zarfiel Tafal3
1. Program Studi Pascasarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Respati
Indonesia, Jakarta Timur 13890, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas MH Thamrin, Jakarta Timur 13550,
Indonesia
3. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*E-mail: mymila328@gmail.com
Abstrak
Persalinan caesar memiliki nyeri lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan normal.
Aromaterapi lavender adalah salah satu teknik mengatasi nyeri dengan pendekatan non
farmakologi. Menghirup aromaterapi lavender dengan kandungan linalool dan linail acetate dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi
lavender untuk mengurangi nyeri pasca persalinan caesar. Metode penelitian menggunakan quasi
exsperiment dengan rancangan post test only design with control group. Instrumen numeric rating
scale digunakan untuk menghitung intensitas nyeri. Teknik sampel purposive sampling, sampel
52 responden dan terbagi 2 grup. Analisis univariat menunjukkan karakteristik responden dan
distribusi intensitas nyeri, analisis bivariat Uji T dan analisis multivariat Ancova, penelitian ini
menemukan bahwa sebelum diberikan aromaterapi inhalasi lavender pada kelompok eksperimen
rata-rata intensitas nyeri 6.96 (kisaran skala 5-8), sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata
intensitas nyeri 6.50 (kisaran skala 4-8). Sesudah diberikan aromaterapi inhalasi lavender pada
kelompok eksperimen intensitas nyeri mengalami penurunan yaitu rerata skala 5.65 (kisaran skala
4-7) dan pada kelompok kontrol rerata skala 6.23 (kisaran skala 5-8). Ada pengaruh aromaterapi
inhalasi lavender terhadap intensitas nyeri pasca persalinan caesar (p=0.028). Sehingga
aromaterapi lavender dapat menjadi komplementer bagi ibu pasca persalinan caesar untuk dapat
mengontrol nyeri.
Kata kunci: lavender, nyeri, persalinan caesar.
Daftar pustaka: 73 (2001-2015)
Abstract
Cesarean delivery has higher pain than normal labor. Lavender aromatherapy is one
technique to overcome the pain with non-pharmacological approach. Inhaling aromatherapy
lavender scent with linalool and linail acetate content can reduce or eliminate pain. This study
was to determine the effect of lavender aromatherapy to reduce post-sectio caesarea pain. The
research method this quasi experiment research used post test design only design with control
group. The numeric rating scale instrument was applied to measure the intensity of pain. By using
purposive sampling, 52 respondents were taken as sample and divided into 2 groups. Univariate
analysis showed the characteristics of respondents and the distribution of pain intensity, bivariate
analysis. T test was used for bivariate and Ancova for multivariate analysis. This study found
before being given lavender inhalation aromatherapy in the experimental group the average pain
intensity was 6.96 (5-8 scale range), whereas in the control group the average pain intensity was
6.50 (4-8 scale range). After lavender inhalation aromatherapy was given to the experimental
group, the intensity of pain decreased, which was a mean scale of 5.65 (range of 4-7)and in the
average control group the scale was 6.23 (5-8 scale range). There is an influence of aromatherapy
inhalation of lavender on the intensity of pain after caesarean delivery (p=0.028). Lavender
aromatherapy can be used as complementary for the post-sectio caesarea mother to be able to
control the pain.
Keywords: lavender, pain, caesarean section.
References: 73 (2001-2015)
-
STUDI PEMANFAATAN STATISTIK RUTIN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PREVALENSI PENGGUNAAN
KONTRASEPSI MODERN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Dimas Budi Wicaksono1
, Sutanto Pryo Hastono1
, Cicilia Windiyaningsih1
Program Pasca Sarjana
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Respati Indonesia
Jl. Bambu Apus 1 No.3 Cipayung, Jakarta Timur 13890
Email : dimas_e_mail@yahoo.com
Abstrak
Saat ini data statistik rutin Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
belum dimanfaatkan untuk mengukur tingkat Prevalensi Penggunaan kontrasepsi modern (mCPR).
Untuk mengukur parameter tersebut program KB masih menggunakan survei. Indonesia memiliki
berbagai survei yang dapat mengukur indikator tersebut, namun setiap survei yang ada menerapkan
metodologi yang berbeda sehingga menghasilkan nilai yang berbeda, selain itu survei yang ada sebagian
besar hanya mampu dianalisis hingga tingkat provinsi sehingga pengelola program KB di tingkat
kabupaten/kota sulit untuk mengevaluasi program mereka.
Tujuan studi ini adalah mencoba memanfaatkan hasil pelaporan statistik rutin BKKBN di tingkat
kabupaten/kota untuk diperbandingkan nilai dan pola kecenderungan dengan nilai survei yang ada.
Parameter yang diperbandingkan adalah prevalensi penggunaan kontrasepsi modern (mCPR). Unit
analisis studi ini adalah laporan bulanan Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi yang
dikumpulkan sejak Januari 2012 hingga Desember 2017. Proses perhitungan dilakukan dengan
menggunakan alat bantu estimasi Service Statistics to Estimated Modern Use untuk menghitung mCPR
dari statistik rutin dan alat bantu modeling Family Planning Estimation Tools (FPET) untuk
menghasilkan model dari beberapa nilai survei yang ada. Studi ini akan melihat apakah hasil
perhitungan statistik rutin memiliki besaran dan pola kecenderungan yang sama dengan nilai survei.
Pada studi ini didapatkan informasi nilai mCPR Pengendalian lapangan memiliki besaran yang sama
dengan nilai survei, namun memiliki pola kecenderungan yang berbeda. Situasi sebaliknya terjadi pada
laporan Pelayanan Kontrasepsi dimana secara besaran nilainya jauh lebih rendah dari nilai survei namun
memiliki pola kecenderungan yang serupa dengan nilai survei.
Kata Kunci: mCPR, statistik rutin, Pengendalian Lapangan, Pelayanan kontrasepsi, survei
-
Effectiveness of Honey Toward Episiotomy
Wound Healing in Female Rat
Diena Juliana1,2
, Atik Kridawati2
, and Noegroho Iman Santosa2*
1 Stikes Yarsi Pontianak
2 Universitas Respati Indonesia
Jalan Bambu Apus 1 no 3, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta 13890. (021)8457627
*corresponding author, e-mail: dienajuliana@gmail.com
Abstract
Honey contains many active compounds that have health benefits. Honey has a broadspectrum antibacterial activity and ability to support wound healing. This study to known the
effectiveness of apis dorsata honey in episiotomy wound healing in the rattus novergicus strain
wistar. This study was a true experiment with randomized post test only control group. The
number of samples was 14 rats that were divided into two groups: a group was given honey
treatment and the other group was given povidone iodine 10%. Before given treatment, a 1 cm
wound was made on perineal each rats. Wound care was done in every days. REEDA
assessment tool was used to asses the wound. There was signicant difference between the use
of honey and povidone iodine in episiotomy wound healing in the white rats (p = 0,038). Based
on the average of REEDA score every day, honey gave better effect than povidone iodine 10%.
Honey gave better effect than povidone iodine 10% in episiotomy wound healing. Apis dorsata
honey could be use as the alternatives dressing in episiotomy wound.
Keywords: episiotomy wound, honey, REEDA score
-
EVALUASI EFEK SAMPING PASCA VAKSINASI HPV PADA
ANAK SD DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Dian Ratnamurti
dianrm76@gmail.com
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyrakat Universitas Respati Indonesia Jakarta
ABSTRAK
Kanker serviks merupakan salah satu permasalahan dalam kesehatan reproduksi,
setiap wanita berisiko menderita penyakit Human Papiloma Virus (HPV) yang
menyebabkan Kanker Serviks. Saat ini upaya penanganan kasus kanker serviks
telah dilakukan seperti deteksi dini dan pemberian vaksinasi HPV. Tujuan
penelitian untuk mengetahui evaluasi efek samping pasca vaksinasi HPV pada
anak SDN diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun
2018. Metode penelitian kuantitatif dengan desain kohor. Populasi penelitian
adalah seluruh remaja putri kelas VI SD dan sederajat di DKI Jakarta berjumlah
750.000. Sampel sebanyak 44 responden diambil secara random sampling,
pengambilan data menggunakan data dari rekam medik dan wawancara langsung
dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggambarkan efek samping
vaksin HPV sebesar 34,1%, responden berumur 11 tahun sebanyak 50%, tidak
mempunyai riwayat keluarga sebanyak 88,6%, dan status gizi normal sebanyak
22 orang (50,0%). Hasil analisis statistik menunjukkan umur nilai (p=1,000)
>0,05, genetik nilai (p=0,039) >0,05 OR=10,182, dan status gizi nilai (p=1,000)
>0,05. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan efek samping vaksin HPV
cukup besar, dan terdapat hubungan genetik dengan efek samping vaksin HPV
EVALUATION OF SIDE EFFECTS POST HPV VACCINATION IN
PRIMARY SCHOOL CHILDREN IN THE WORKING AREA OF
DISTRICT HEALTH CENTER CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Dian Ratnamurti
dianrm76@gmail.com
Faculty of Public Health Sciences, Respati Indonesia University, Jakarta
ABSTRACT
Cervical cancer is one of the problems in reproductive health, every woman is at
risk of suffering from Human Papilloma Virus (HPV) which causes cervical
cancer. Currently efforts to treat cervical cancer cases have been carried out such
as early detection and administration of HPV vaccination. The purpose of the
study was to determine the evaluation of side effects after HPV vaccination in
elementary school children in the work area of Cipayung Subdistrict Public Health
Center in East Jakarta in 2018. Quantitative research methods with cohort design.
The study population was all girls in the sixth grade of elementary school and
equivalent in DKI Jakarta amounted to 750,000. A sample of 44 respondents were
taken by random sampling, data collection using data from medical records and
direct interviews using questionnaires. The results of the study describe the side
effects of HPV vaccine as 34.1%, respondents aged 11 years as much as 50%, no
family history of 88.6%, and normal nutritional status of 50.0%. Statistical
analysis showed age value (p = 1,000)> 0.05, genetic value (p = 0.039)> 0.05 OR
= 10.182, and nutritional status value (p = 1,000)> 0.05. Conclusion: The results
showed the side effects of the HPV vaccine were quite large, and there was a
genetic relationship with the side effects of the HPV vaccine.
-
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERAWAT DALAM
PEMENUHAN SKP (SATUAN KREDIT PROFESI)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RSUD BAYU ASIH
KABUPATEN PURWAKARTA
Chaerani Triyuliana
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Respati Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang : Bukti seseorang melakukan kegiatan pengembangan keprofesian bagi perawat
dinyatakan dalam bentuk Satuan kredit Profesi (SKP) oleh organisasai profesi. Berdasarkan
Permenkes Nomor 1796 tahun 2011, untuk perpanjangan STR, setiap perawat harus memiliki 25
SKP (100%).
Tujuan penelitian :untuk mengetahui pencapaian faktor- faktor yang mempengaruhi praktik
perawat dalam pemenuhan satuan kredit profesi (SKP) di RSUD Bayu Asih Purwakarta.Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mi mixed method. Penelitian Kuantitatif
menggunakan menggunakan angket dengan rancangan Cross Sectional dan kualitatif
menggunakan wawancara mendalam. Populasi responden sebanyak 276 dan sampel yang
diambil 163, serta 4 narasumber. Analisis dilakukan dengan univariat dan bivariat
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sebanyak 68 responden (41,7) tidak
tercapi , dan sebanyak 95 responden (58,3%) tercapai dalam pemenuhan SKP. Terdapat
hubungan antara jadwal dinas dengan praktik perawat dalam pemenuhan SKP ( p-value 0,008).
Saran : Sebagai bahan masukan dan evaluasi agar sebaiknya pihak manajemen keperawatan
mensosialisasikan kembali pentingnya SKP bagi perawat khususnya dalam perpanjangan/
registrasi ulang STR.
Kata Kunci : SKP, Perawat, Pengetahuan, Jadwal dinas, Informasi